Friday, 17 January 2020

Aku Rindu

Aku sedang dilanda rindu
Ia mampir tanpa aku sadar dan tahu
Tat kala kesibukan menggebu
Lewatlah ia bermediakan lagu

Rindu telah berpacu
Ketika aku tinggal menghitung mundur
Disitulah aku mulai takut dan ragu
Akankah engkau memelukku erat seperti dulu?

Aku sedang dilanda rindu
Ku kira aku mampu
Menahan secercah gejolak rindu
Tapi rindu tak dapat diukur

Aku terlalu rindu
Hasrat menjulang tinggi untuk bertemu
Mendekapkanmu dalam kalbu hingga habis waktuku
dan bertemu lagi di lain waktu.

- 22.07.2019 -

Thursday, 16 January 2020

Ekspektasi

Karena kecewa adalah hasil dari substraksi
Deviasi dari tingginya ekspektasi
Yang terlalu jauh dibanding kondisi

Rendahnya relevansi
membuat orang kurang mengerti
Cobalah berhenti.
Renungkan dalam hati:
'Apakah mungkin,
Kamu yang berekspektasi terlalu tinggi?
Sehingga ada diskrepansi,
dan kecewa yang hadir?'

- 15.05.2019 -

Wednesday, 15 January 2020

Membiasakan

Sepertinya 'membiasakan' itu perlu
Meski ku berharap bahwa engkau dapat hadir lebih lama,
lebih dekat, dan lebih erat dalam dekapan.
Meski waktu tetap berlalu, kamu tetap milikku.
Meski kamu jauh, tapi tak perlu aku ragu.
Mesi kamu perlahan akan bersama empumu,
dan aku hanya dapat mendukung.

Sepertinya 'membiasakan' itu harus.
Supaya tak perlu kaku, ketika datang waktuku.
Supaya hati tidak pilu, ketika habis waktuku.

Wahai sahabatku, terimalah ucapan syukurku.
Atas hadirnya dirimu dalam hidupku.
Yang ku harap terus berlaju,
tanpa perlu ada yang gugur.
Semoga tidak jenuh menghadapiku.

Tuesday, 14 January 2020

Harapan Bulan April

Ga sabar April.
Bukan hanya karena alasan rindu saja,
tapi karena ga sabar dengan petualangan yang bakalan ditempuh nantinya.

Ga sabar April
Bukan hanya sekedar ingin bertemu saja
tapi juga penasaran bagaimana segalanya berubah
Akankah tetap sama?
Atau mungkin berubah?
Akankah lebih baik?

Ga sabar April.
Bukan sekedar melepas kerinduan saja.
Tapi melepas keingintahuan.
Apakah kamu tetap ada?
Atau menghilang seakan aku tak pernah ada?

Biarlah menjadi misteri bulan April.
Karena padanya aku melabuhkan harapan.
Semoga tidak mengecewakan.
Semoga lebih indah dibanding enam bulan sebelumnya.

Monday, 13 January 2020

Rasa Takut

Takut itu hadir bukan hanya pada hati yang hampa
Takut justru hadir karena masih ada,
namun merasa ada angan untuk berkelana.
Dengan iming-iming takkan menghilang,
ketakutan masih hinggap pada hati yang sudah bertuan.

Alih-alih takut kehilangan,
bukannya semakin tenang mendengar ucapan sayang;
tetapi rasa takut itu kian menjalar.

Aku harap rasa itu salah
Aku harap itu hanya sebuah prasangka
Yang terpenting, aku harap kamu tetap ada.


Puisi ini ditulis untuk memperingati Hari Puisi Sedunia pada 21 Maret 2019, ditulis oleh @ViviDarmalim di instagram.

Sunday, 12 January 2020

π

Longing for you is like π,
it's irrationally endless.
No matter how long or how far,
and to extend of digits that I've calculated,
it's never an end.
It is endlessly indefinite.

Same goes between you and π;
no matter how long we've talked to each other;
how far life has taken us;
and how many memories we've created together;
I will keep on longing for you
endlessly, irrationally and indefinitely.



This poem is written on March 14th, 2019 to celebrate π day by @VviDarmalim on instagram.

Bunga Tidur

Wahai sayangku,
datanglah dekat dan erat dalam mimpiku.
Aku paham bahwa jarak mungkin melarang,
namun biarkan hadiratmu sertai perjalanan,
hingga aku kembali pulang.
Aku paham mungkin waktu tak seirama,
namun bolehlah kita berjalan beriringan,
mendengungkan cinta kasih yang sama.

Meski angin kencang terus menerpa,
aku paham bahwa aku harus lebih kuat untuk menopangnya.
Andaikan ada engkau bersama,
mungkin aku tahu siapa yang harus ku genggam,
ketika badai menerpa.

Dan ketika engkau hadir dalam mimpiku,
mekar dan merekah dalam wujud bunga tidurku,
tak ingin aku terbangun dari tidurku.

Engkau benar hadir dalam mimpiku,
memeluk erat dalam dekat,
memohon untuk tidak berpisah,
berjanji agar tetap bersama.

Kini ku harap itu benar dan nyata.
Karena jika itu hanya anganku belaka,
mungkin akan semakin besar luka yang ku rasa;
yang tak mampu lagi aku tadah.