Wednesday 27 July 2016

Malam itu, Malam ini

Malam itu, aku hanya bingung hingga aku terjatuh dalam lamunanku. Hidupku yang selalu sibuk belakangan ini membuatku kehilangan banyak kesempatan untuk berpikir mengenai masa lalu bahkan yang terjadi pada hari ini. Pikiranku terpenuhi oleh dilema-dilema yang mungkin akan terjadi ke depannya. Orang bilang bahwa kita tidak boleh terlalu banyak memikirkan masa lalu, melainkan fokus ke depan, mungkin itu juga yang aku percayai. Tetapi tidak pada malam itu.

Malam itu, terasa sangat hampa. Segala sesuatu yang aku lakukan berhembus hilang dan lenyap menjadi kebosanan. Angin malam berlalu lalang membuat segala kegiatan yang aku coba lakukan menjadi suram. Seperti khalayaknya remaja muda yang sedang dilanda kebosanan, aku pun membuka sosial mediaku dan memulai scrolling timeline. Bodoh sekali, yang aku dapati adalah memori lama yang sudah aku lupakan, atau mungkin yang dipaksakan oleh diriku sendiri untuk melupakannya. Sungguh aneh, aku mencoba untuk bertindak sebiasa mungkin, tetapi yang ku dapati adalah amarah dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Hubunganku dengannya. Antara aku dan dia. Mengapa masih ada perasaan sedih ini ketika aku kehilangan dirinya. "Mengapa kamu harus pergi?", tanyaku dalam hati. "Ataukah aku yang pergi meninggalkanmu?", lanjutku. Terkadang, ada saat dimana aku menyesali perbuatanku yang angkuh dan cuek terhadap segala sesuatu yang tidak aku minati. Aku tidak pernah berusaha untuk menyukainya. Keegoisanku-lah yang membuat jarak antara aku dan dia yang dahulu rekat, kini menjadi jurang. Keegoisanku jugalah yang memberikan aku pikiran bahwa ada orang lain yang berusaha merebut dirinya dariku. Aku bodoh, egois, dan terlalu kekanak-kanakan. Begitulah cerita bagaimana aku kehilangan sahabatku. Begitu jugalah, aku memendam kekecewaan sampai saat ini terhadap diriku dan dirinya.

Malam ini, malam tenang dimana aku merenungi semuanya. Akankah aku kehilangan orang-orang yang aku kasihi lagi? Akankah aku kehilangan sahabatku, atau teman dekatku. Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran mereka. Hanya saja, ada kekecewaan mendalam yang meliputi hati kecilku ini. Ada rasa dimana, suatu saat nanti orang-orang akan melupakan bahwa aku pernah hadir di dalam hidup mereka. Ada saat dimana aku merasa bahwa aku bukan segalanya untuk mereka meskipun mereka adalah segalanya bagiku. Aku tidak tahu, hanya saja aku lelah memikirkan semua itu. Namun ada saat dimana, aku ingin jauh dari mereka. Menjauhkan diriku, sejauh mungkin dari mereka. Entah kenapa. Aku merasa bahwa aku tidak berarti apa-apa untuk mereka. Ada kalanya, aku merasa hampa. Dan ada kalanya, aku membenci orang-orang tertentu yang seketika masuk dalam hidupku tanpa aku inginkan, bahkan sampai sekarang, aku belum mengizinkan mereka untuk hadir dalam hidupku. Banyak cara yang aku pikirkan untuk membuat mereka jauh dari hidupku. Banyak sekali. Aku mengupayakan hal-hal bodoh yang sudah terang-terangan menyatakan aku tidak menginginkan mereka hadir dalam hidupku. Tetapi entah mengapa, semakin aku melakukannya, semakin dekat mereka denganku. 

Di malam ini jugalah, aku merenungkan nasibku ke depannya, Berharap ada keajaiban dan berharap ada perubahan.

No comments:

Post a Comment