Friday 5 June 2015

Katakanlah!

Aku memandang langit
Bertanya dengan penuh keingintahuan
Mengapa aku dilahirkan di dunia ini?
Langit diam membisu tanpa kata
Ku menatapnya tajam
"Langit, katakanlah!"

Kepada angin yang berhembus
Aku bertanya
"Mengapa engkau datang di saat kau tahu kau akan pergi?"
Angin tak menjawab
Kemudian pergi meninggalkanku begitu saja
Angin berhembus kencang
Rambut-rambutku pun ikut terhembus olehnya
Sangat sejuk dan menenangkan
Kemudian pergi lagi
"Angin, katakanlah!"

Membalikkan badan hanya sekadar untuk merentangkan badan
Aku menatap rumput yang kian menemaniku dengan pertanyaanku
"Hai rumput, masihkah kau menyayangiku, meskipun kau selalu tersakiti jikalau kau bersamaku?"
Ku harap rumput akan menjawab,
Dia seharusnya tahu betapa penting jawabannya untukku
Tetapi itu hanya harapan belaka
"Rumput, kumohon, katakanlah!"

Pohon yang rindang tepat diatasku
Aku yakin, sesuatu yang jauh lebih kuat dan lebih besar dariku
Pasti mengetahui segalanya
"Pohon, taman ini terlihat begitu indah, apakah ada cinta antara kalian semua?"
Pohon terdiam dalam seribu bahasa.
"Pohon, katakanlah!"

Aku menangis.
Sungguh sedih dan miris hidupku
Tak ada yang menjawabku, tak ada yang memperdulikanku.

"Tidak semua yang terlihat indah itu baik, dan tidak semua yang buruk itu adalah jahat."
Aku mendengar suara itu!
Di sekitar pohon itu.
Apakah itu pohon?
Segera aku mengusap air mataku dan beranjak.
Tidak seorang pun ada disana.
"Pohon kau kah itu?"
"Mengapa aku harus tak mencintaimu, gadis kecil? Aku diciptakan untuk membantu semua makhluk, menjadi makanan para herbivora, menjadi jalan, dan sandaran bagi kalian. Karena cintaku dan kasihku lah aku rela diperlakukan seperti ini."
Aku terkaget, "rumput, kau kah itu?"
"Aku datang dan pergi sesuai dengan waktuku. Jika memang waktuku, aku akan datang, namun jika bukan, aku harus pergi. Ingatlah bahwa akan ada sesuatu yang jauh lebih baik nantinya, yang telah dirancang dan disediakan untukmu."
Aku mrintikkan air mata, "terima kasih angin,", ucapku sambil membasuh air mataku.
Aku memandang langit, berharap ia memberikanku jawaban atas apa yang ku pertanyakan.
Namun tak ada jawaban, kemudian seketika langit tersenyum, dan berkata, "Ketahuilah nak, hidupmu berharga, carilah jalanmu sendiri, kendalikan diri dan emosimu, sayangilah orang yang ada untukmu, hargailah mereka."
Seketika hujan turun sangat deras sampai aku basah. Ya Tuhan, ternyata ini hanya mimpi.

2 comments: