Saturday 1 February 2014

Kenapa Karier-ku Tidak Naik-Naik?

Sub bab pertama ini saya ambil dari sebuah buku yang berjudul "Go to higher level". Buku ini cukup menjelaskan secara umum dan aktual sesuai dengan kenyataan lapangan yang ada dan dengan bahasa yang mudah. 
Pada sub bab ini, penulis menjelaskan bahwa dalam perjalanan karier kita, sebenarnya kita sama hal nya dengan seorang pendaki gunung. Sehebat apapun seorang pendaki gunung, jika ia tidak dapat melihat potensi yang ia miliki, itu akan menjadi sia-sia.
Sebagai contoh, seorang pria yang ingin menjadi pendaki gunung yang ternama dan mendaki gunung tertinggi di dunia adalah seorang pria yang tidak memiliki cacat fisik apapun dan tidak mempunyai kekurangan yang dapat menghambat dirinya untuk menjadi seorang pendaki, ia selalu latihan fisik agar fisiknya kuat untuk mendaki gunung tertinggi yang ada. Namun sayangnya, ia mengabaikan hal-hal kecil seperti mantel atau sarung tangan, ataupun alat navigasinya. Banyak orang yang jika ditanya mengapa mereka tidak berhasil mencapai puncak keberhasilannya, selalu saja ada alasan bagi orang tersebut, misalnya berupa cuaca, kesehatan, sarana prasarana, dan masih banyak lagi.
Hal yang sama juga kita alami sebagai para pekerja atau pelajar. Misalnya, jika ditanya mengapa prestasi kita tidak ada kemajuan atau mengapa nilai kita jelek di salah satu pelajaran bidang studi, pasti ada saja yang menjawab, "Saya di blacklist guru/atasan saya karena blablabla"; "Inilah saya! Karier/kepintaran saya ya cuma segini." ; "Guru/atasan saya membenci saya." ; "Katanya saya murid/karyawan yang bermasalah." ; "Pendidikanku tidak mendukung." ; "Saya sudah tua, tidak kuat lagi" ; "Toh yang penting naik kelas/lulus UN." ; "Saya dimutasi, karierku rusak." ; "Saya kan murid pindahan, masih butuh adaptasi." ; "Ada yang jauh lebih pintar daripada saya. Dia sangat cerdas."
Banyak sekali alasan yang dapat kita lontarkan sebagai tameng/pembenaran atas kegagalan kita. Kita harus memulai untuk membuat perencanaan sejak dini mengenai tujuan dan cita-cita kita kedepan. Baik untuk pelajar, maupun karyawan. Karena jika bukan kita yang merencanakan keberhasilan dalam hidup kita, siapa lagi?

"Alasan kenapa seseorang tak pernah meraih cita-citanya adalah karena dia tidak mendefinisikannya, tak mempelajarinya, dan tak pernah serius berkeyakinan bahwa cita-citanya itu dapat dicapai." - Dr. Denis Waitley

No comments:

Post a Comment