Friday 25 October 2013

Something Bad Again, uh?

Selasa, 22 Oktober 2013.

Hari itu merupakan hari yang cerah bagiku. Aku bangun pagi, menikmati hidangan sarapan roti tawar yang disiapkan oleh ibu sebelum aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. Aku menikmati hari-hariku meskipun hari itu terasa sangat terik dan panas. Bahkan pendingin ruangan di kelasku pun tidak berfungsi. Aku merasa lelah dan letih setelah melewati pelajaran olahraga yang menguras banyak tenaga. Aku mengantuk dan akhirnya pun tertidur di kelas. 
Saat aku sedang kelelahan. Saat aku tak tertarik untuk melakukan banyak hal. Saat itu juga aku terbangun dan langsung tak dapat mengeluarkan kata-kata lagi karena aku sungguh kaget ketika aku membaca pesan singkat dari ibuku mengenai kepindahanku.
Kepindahanku ke Surabaya kini dipercepat. Aku sungguh tak tahu bagaimana aku harus bertindak. Aku tak tahu bagaimana perasaanku akan berlabuh. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Di satu sisi aku senang dan bahagia karena aku dapat bersama ayahku lagi. Aku senang karena aku dapat mencicipi pendidikan di sekolah yang lebih baik disana nantinya. 
Di sisi lain aku merasa sedih karena aku harus meninggalkan sekolah lamaku dengan segala tanggung jawab dan jabatan yang aku miliki. Aku juga sedih karena aku harus meninggalkan teman-teman dan sahabat yang aku kasihi dan aku sayangi. Aku sedih harus pergi dahulu ke Surabaya dan meninggalkan ibu dan kedua adikku di Jakarta untuk beberapa bulan. Aku sedih meninggalkan segalanya.
Aku tahu ini yang terbaik untuk masa depanku. Aku tahu ini adalah keputusan yang telah disepakati oleh seluruh keluargaku. Namun sayangnya dengan dipercepatnya kepergianku ke Surabaya membuat mentalku turun dan jatuh. Aku merasa aku masih belum sanggup dan masih belum mampu untuk berjuang dan bersaing disana. Aku merasa kemampuan yang aku miliki sungguh terbatas dan tidak dapat bersaing dengan teman-teman baruku yang ada disana. Aku juga takut tidak dapat beradaptasi dengan baik disana.
Selain itu, aku belum rela menerima bahwa hubunganku yang sudah dekat dengan berbagai temanku tiba tiba harus terpisahkan begitu saja. Aku menangis. Menangis tanpa henti. Awalnya aku berusaha menahan tangisan itu. Tapi aku tak dapat menahannya lagi dan akhirnya menangis tersedu-sedu sampai mataku pun bengkak. 
Tangisan hari itu tak berhenti begitu saja. Melupakan sesuatu yang memberatkan pikiranmu tidak semudah mengurangi berat badan berlebih. Keesokkan harinya aku masih menangisi hal yang sama, memikirkan hal yang sama, dan takut akan hal yang sama. Entah apa yang membuatku menjadi seperti itu. Tetapi hal itu cukup membebani pikiranku. 

Jumat, 25 Oktober 2013.
Aku semakin takut akan kehilangan segala yang telah ku miliki.
Aku takut tak dapat menerima apa yang akan ku terima kedepannya.
Aku semakin takut akan perpisahan yang akan ku hadapi.
Tetapi aku hanya dapat berdoa, berharap, dan melakukan yang terbaik untuk sesuatu yang lebih baik.
D-72.

No comments:

Post a Comment